Techno
CITA-CITA Co-Founder jejaring sosial Mindtalk Danny Oei Wirianto terdengar sederhana. Semasa kecil ia hanya ingin bisa mengubah hidup orang lain ke arah yang lebih baik.
Laki-laki kelahiran 1974 ini pun menjelaskan, impiannya itu dapat diwujudkan lewat Mindtalk. Situs itu membuat orang-orang yang memiliki kesamaan minat berkomunikasi satu sama lain. Karena itu, ia menyebut Mindtalk sebagai Interest Meet up Space.
Danny sebenarnya sudah menyadari bahwa orang-orang selalu membahas apa yang menurut mereka menarik. Ia menilai layanan pesan instan MIRC yang sering digunakannya saat belajar seni lukis di Amerika Serikat pada 1994 berhasil membuktikannya.
''Awalnya sih basa-basi, tanya kabar dan lokasi. Tapi ke sininya kami mulai membahas film atau musik dan menyatakan suka dan tidak suka, lalu saling berbagi apa yang dipunya,'' ujarnya.
Konsep itulah yang ia coba masukkan di Mindtalk. Menurutnya, orang tdak boleh dibatasi ketika ingin berbagi. Padahal, kebanyakan situs jejaring sosial seperti itu. Ia mencontohkan Pinterest yang hanya bisa berbagi gambar dan video. Lalu, Twitter dengan ciri khas 140 karakternya.
''Mindtalk bisa apa pun, post gambar, nulis artikel dan status, mengunggah video. Jadi diharapkan Mindtalk menjadi alat baru bagi para pengguna jejaring sosial, karena kami tidak membatasi apa pun,'' tutur ayah satu anak itu.
Apalagi, menurut penyuka motor Ducati yang pernah bekerja sebagai desainer di Adobe itu, di Indonesia prospek jejaring sosial sangat besar mengingat populasinya yang luar biasa. Ada banyak kelompok atau grup yang suka berkumpul karena memiliki ketertarikan akan satu hal yang sama. Mindtalk bisa mempertemukan mereka.
''Di Indonesia orang-orang suka bergaul tapi malu-malu kucing. Harus kenalan dulu di jejaring sosial baru bisa bertemu. Di seluruh dunia juga begitu,'' jelasnya.
Danny pun berharap, Mindtalk benar-benar mewujudkan keinginannya untuk memenuhi kebutuhan orang-orang untuk berkomunikasi. Tidak hanya melalui website seperti periode dulu, tapi juga dengan perangkat bergerak.
''Kalau satu medium berarti ketinggalan zaman,'' pungkasnya.
Posting Komentar